Lokasi saat ini:BetFoodie Lidah Indonesia > Sehat
BPS ungkap Oktober selalu alami inflasi bulanan, kecuali pada 2022
BetFoodie Lidah Indonesia2025-11-11 22:07:05【Sehat】863 orang sudah membaca
PerkenalanPramuniaga melakukan siaran langsung penjualan perhiasan emas di sebuah gerai di Kota Malang, Jawa T

Jakarta (ANTARA) - Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa Badan Pusat Statistik (BPS) Pudji Ismartini mengangakan bahwa inflasi bulanan secara konsisten terjadi setiap Oktober selama empat tahun terakhir, kecuali pada Oktober 2022.
“Secara historis, pada setiap Oktober sejak 2021 hingga 2025 ini mengalami inflasi, kecuali pada Oktober 2022 yang mengalami deflasi,” kata Pudji Ismartini di Jakarta, Senin.
Ia mengangakan bahwa inflasi pada Oktober 2025 menjadi yang tertinggi dibandingkan tingkat inflasi pada Oktober 2021-2024, mencapai 0,28 persen month-to-month(mtm).
Ia juga mengangakan tingkat inflasi tersebut disumbangkan oleh emas perhiasan (0,21 persen), cabai merah (0,06 persen), telur ayam ras (0,04 persen), daging ayam ras (0,02 persen), serta wortel (0,01 persen).
Sementara itu, BPS mencatat inflasi bulanan pada Oktober 2021 mencapai 0,12 persen mtm, yang dipicu oleh kenaikan harga cabai merah dan minyak goreng yang memiliki andil inflasi masing-masing sebesar 0,05 persen.
Tarif angkutan udara juga berkontribusi terhadap inflasi pada bulan tersebut sebesar 0,03 persen, daging ayam ras sebesar 0,02 persen dan rokok kretek filter sebesar 0,01 persen.
Setahun kemudian, pada Oktober 2022, justru terjadi deflasi sebesar 0,11 persen mtm. Namun, sejumlah komoditas masih memberikan andil inflasi, seperti beras dan bensin masing-masing sebesar 0,03 persen, serta tukang bukan mandor, bahan bakar rumah tangga, dan rokok kretek filter masing-masing sebesar 0,01 persen.
Pudji mengangakan tren inflasi kembali muncul pada Oktober 2023 dengan tingkat inflasi 0,17 persen mtm dengan beras, bensin, cabai rawit, tarif angkutan udara, dan cabai merah menjadi pendorong utama.
Ia juga mengangakan masing-masing komoditas berkontribusi terhadap inflasi sebesar 0,06 persen, 0,04 persen, 0,03 persen, 0,02 persen, dan 0,01 persen.
Sementara itu, pada Oktober 2024, inflasi tercatat sebesar 0,08 persen mtm yang disumbangkan oleh kenaikan harga emas perhiasan dengan andil 0,06 persen, daging ayam ras 0,04 persen, bawang merah 0,03 persen, serta tomat dan nasi dengan lauk masing-masing 0,02 persen.
“Dan berdasarkan historis, di setiap Oktober dari 2021 hingga 2025 (kecuali pada 2022), komoditas yang menyumbang inflasi umumnya merupakan komoditas dari kelompok makanan, minuman, dan tembakau dan merupakan komoditas komponen harga bergejolak,” ujar Pudji.
Suka(619)
Artikel Terkait
- China terus awasi produk bahari dari Jepang setelah keran impor dibuka
- Kolaborasi lintas sektor kunci keberhasilan MBG
- Rekomendasi acara gratis untuk isi libur akhir pekan di Jakarta
- Kolaborasi lintas sektor kunci keberhasilan MBG
- Kapolri sebut terduga pelaku bom siswa SMAN 72 Jakut
- Rayakan 80 tahun perangi kelaparan, FAO gelar pameran global di Roma
- Penggunaan ekspresi dan suara penting dalam melatih anak berinteraksi
- Bruno Fernandes bertekad perbaiki tendangan penalti
- DPR ingatkan Kemenhan agar gandeng BPOM distribusi vitamin ke SPPG
- Tujuh Kegunaan Ngak Terduga Plastik Wrap dalam Kehidupan Sehari
Resep Populer
Rekomendasi

Sinergi ekonomi syariah menyukseskan Makan Bergizi Gratis

UNRWA: Stok pangan cukup penuhi kebutuhan warga Gaza hingga tiga bulan

Pengelola SPPG Blora sesali video inspeksi viral timbulkan kegaduhan

Muzani minta PIRA Gerindra sukseskan program MBG Presiden Prabowo

BGN izinkan kembali operasional SPPG Sungai Lakam

Dua tahun perang Gaza dalam statistik

Askrindo Surabaya mitigasi "over financing" dari Rp200 T di Himbara

Riset: Kril Antartika enggan konsumsi makanan bermikroplastik